Selasa, 15 Januari 2013

Masjid Al- Irsyad



Fenomenal adalah kata yang tepat untuk menggambarkan Masjid Al- Irsyad di kawasan perumahan Kota Baru Parahyangan, Padalarang, Bandung, Jawa Barat ini. Masjid tanpa kubah tersebut dibangun oleh arsitek muda Ridwan Kamil.
Bentuk masjid sekilas hanya seperti kubus besar laiknya bentuk bangunan Kabah di Arab Saudi. Menurut sang arsitek dalam berbagai media, kubah hanya bagian dari identitas budaya, sehingga dia lebih memilih untuk menampilkan identitas keislaman melalui kalimat syahadat raksasa. Kalimat ini ditampilkannya melalui susunan bata pembentuk dinding masjid.

Dengan konsep ini, dari luar terlihat garis-garis hitam di sekujur dinding masjid. Jika dicermati, kisi-kisi dinding dengan susunan bata bolong ini membentuk dua kalimat syahadat dalam huruf Arab. Teknik ini menjadikan tubuh bangunan layaknya sebuah seni kaligrafi tiga dimensi dengan ukuran yang sangat besar.
Selain itu, kisi-kisi tersebut berfungsi sebagai penerangan yang bersifat bolak-balik dan sangat artistik. Siang hari, cahaya alami matahari akan menembus ke ruang dalam. Pada momen ini, cahaya tersebut terlihat seperti sebuah elemen digital yang membentuk dua kalimat syahadat. Pada malam hari cahaya dari dalam masjid akan memancar keluar, membentuk kaligrafi syahadat yang berpendar.
Masuk ke ruang utama masjid, sejauh mata memandang terlihat ruang kubus berkarpet merah hitam memanjang. Tidak terlihat detail ornamen layaknya masjid pada jmumnya. Di bagian atap terdapat 99 kotak persegi yang merupakan lampu penerang. Uniknya, tepat di ujung setiap kotak terdapat guratan yang membentuk satu asma Allah. Jika gelap mulai menyelimuti, sebuah keindahan pun terhampar. Sembilan puluh sembilan kotak persegi itu akan memancarkan 99 Asma’ul Husna.
Mihrab juga berbeda dengan masjid lainnya. Mihrab berbentuk lorong persegi itu terbuka di bagian depan dan langsung menghadap pegunungan yang sangat indah. Mihrab dan mimbar diletakkan menjorok di atas sebuah kolam. Sebuah batu bulat berukir lafaz Allah Swt. diposisikan tepat di tengah mihrab yang terbuka. Batu ini merupakan simbol untuk mencegah orang lewat di depan imam.
Panorama pegunungan tersebut memperlihatkan superioritas kebesaran alam. Siapa pun yang tengah bermunajat ke hadapan-Nya dan melihat pemandangan tersebut akan merasa sangat kecil sehingga diharapkan manusia agar selalu rendah hati.
Pada tahun 2010 National Frame Building Association memilih Masjid Al-lrsyad sebagai salah satu dari lima besar “Building of The Year 2010″ kategori arsitektur religius. Konsep bangunannya yang ramah lingkungan pun menjadikan masjid ini diganjar penghargaan FuturArc Green Leadership Award 2011 oleh Building Construction Information (BCI) Asia.
Tidak dapat dimungkiri, masjid ini adalah satu mahakarya seni bangunan kontemporer yang mendobrak pakem- pakem tradisi bentuk masjid. Berbagai penghargaan kelas dunia yang telah disematkan padanya membuktikan bahwa masjid ini tidak dibangun untuk sekadar tampil beda.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar